Pemerintah berencana menerapkan teknologi pembayaran tarif tol baru yang dikenal dengan sistem pembayaran tanpa sentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) pada penghujung tahun ini, untuk menggantikan sistem pembayaran tol yang saat ini menggunakan uang elektronik atau e-toll.
“Mulai akhir tahun ini, kita akan memperkenalkan transaksi nirsentuh dengan menggunakan teknologi onboard unit yang terhubung dengan satelit sehingga masyarakat bisa langsung melewati gate tol tanpa perlu berhenti dulu untuk tapping e-money,” kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit dalam keterangan tertulis Maret Lalu.
Sistem transaksi tol nontunai nirsentuh ini menggunakan teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) yang memungkinkan melakukan transaksi melalui aplikasi khusus di smartphone. Dengan adanya teknologi GNSS, GPS akan menentukan lokasi yang di-determinasi oleh satelit dan melakukan proses pencocokan peta (map-matching) di central system. Ketika kendaraan keluar meninggalkan tol dan proses map-matching berakhir, sistem akan melakukan kalkulasi tarif yang kemudian memotong secara otomatis saldo uang elektronik pengendara yang ada pada aplikasi khusus transaksi MLFF di smartphone sesuai dengan tarifnya.
Dilansir dari kompas.com pada 29 Desember 2021, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan tol (BPJT) mengungkapkan aplikasi transaksi tol nirsentuh atau Multi Lane Free Flow (MLFF) akan diluncurkan pada Juli 2022.
Dengan menggunakan sistem MLFF ini, pengguna jalan tol tidak perlu lagi menghentikan kendaraannya atau bahkan mengantri untuk tapping kartu elektronik saat ingin melakukan transaksi pembayaran di gerbang tol.
Selain itu, sistem MLFF ini juga diklaim dapat mempersingkat waktu transaksi di gerbang tol menjadi 0 detik dari yang sebelumnya memakan waktu sekitar 4 detik dengan menggunakan uang elektronik dan 10 detik saat masih menggunakan transaksi tunai.
Uji coba pembayaran tanpa berhenti seperti ini pernah dilakukan oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk pada tahun lalu dengan menggunakan stiker berbasis teknologi Radio Frequency Identification (RFID) yang dipasangkan pada lampu depan mobil bagian kanan yang akan terekam sensor di gerbang tol.
Namun pengendara harus memiliki aplikasi Let It Flo terlebih dahulu yang dapat diunduh melalui Google Play Store atau App Store. Pembayaran sendiri dilakukan lewat aplikasi LinkAja, di mana saldo pengendara akan otomatis terpotong saat melintasi tol.
Meskipun demikian, Jasa Marga belum memperjualbelikan stiker tersebut karena bayar tol tanpa setop baru uji coba terbatas, yang pesertanya dari BUMN dan komunitas otomotif.
Dengan adanya penerapan teknologi ini, pihak BPJT berharap dapat membuat biaya operasi jalan tol menjadi lebih efisiensi. Sedangkan bagi pengguna jalan tol, penerapan teknologi ini dapat meminimalisir bahan bakar kendaraan karena tidak perlu lagi berhenti dan mengantri di gerbang tol.
Penggunaan Global Navigation Satellite System (GNSS) sebenarnya sudah banyak diterapkan di negara-negara Eropa Timur termasuk Hongaria. Namun untuk saat ini di Indonesia sendiri penggunaan teknologi MLFF ini masih dalam tahap pengembangan.
Sebagai informasi tambahan, penerapan sistem ini akan dilakukan secara bertahap, dengan tahap awal penerapan yang rencananya akan dilakukan di 40 ruas tol di Pulau Jawa dan Bali, termasuk ruas tol di Jabodetabek dan Tol Trans-Jawa pada Desember 2022. Kemudian, ditargetkan dapat diterapkan sepenuhnya di seluruh jalan tol di indonesia pada akhir 2023